Tuesday 15 September 2015

Fakta Tentang Nyamuk

 nyamuk anopheles stephensi
Nyamuk merupakan serangga parasit yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari kita. Semua orang tampaknya pernah merasakan gigitan nyamuk. Kita sebenarnya adalah pendonor darah paling sering untuk nyamuk. Kendati jumlah darah yang diambil dari tubuh tidak signifikan dan langsung menyebabkan kita kekurangan darah, namun suara dengung, rasa gatal dan bentol yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk seringkali sangat mengganggu terutama jika kita sedang beristirahat. Terlebih lagi, nyamuk juga diketahui secara luas bisa membawa (vektor) berbagai bibit penyakit yang mematikan seperti demam berdarah dan malaria.

Terlepas dari hal di atas, nyamuk sebenarnya jenis serangga yang unik karena ia kadang pilih pilih dalam menghisap darah korban sesuai dengan kemampuannya mendeteksi dan kesukaannya terhadap jenis darah tertentu (darah tipe O). Ia juga diketahui mempunyai kemampuan beradaptasi yang efektif  terhadap kondisi lingkungan ekstrem seperti kekeringan dan musim dingin yang lama dengan melakukan tidur panjang (dormansi). Selain itu, nyamuk juga ternyata hewan kanibalis yang mampu memangsa larva dan menyerang nyamuk spesies berbeda (seperti nyamuk jenis Toxorhynchites yang makan larva dan menyerang nyamuk jenis Aedes). Keunikan lainnya, dari fosil nyamuk yang berhasil ditemukan di daerah Kanada dan Burma, serangga ini diyakini sudah ada paling tidak sejak 46 juta tahun yang lalu dan tidak mengalami evolusi morfologis yang terlalu banyak.

Bahasa Inggris nyamuk, mosquito berasal dari bahasa Spanyol, mosca dan ito yang berarti 'lalat kecil' (little fly), dengan ukuran tidak lebih dari 16 mm dan berat 2,5 miligram. Nyamuk termasuk ke dalam family Culicidae, ordo diptera, yakni serangga kecil bersayap dua dan berkaki panjang yang sebagian besar hidup di daerah beriklim hangat dan tropis (juga bisa ditemukan hidup di daerah lingkar kutub).

Ada lebih dari 3.500 spesies nyamuk berbeda di seluruh dunia, terbagi menjadi dua subfamily yakni: anophelinae dan culicinae. Perbedaan keduanya bisa diamati ketika mereka menggigit mangsa. Saat menggigit posisi nyamuk Anophelinae cenderung miring dengan kepala lebih rendah daripada kakinya sedangkan nyamuk culicinae mengambil posisi datar. Perbedaan lainnya juga bisa diketahui dari gerak-gerik jentik-jentiknya berenang di dalam air.

Meski sebagian besar dikenal sebagai ektoparasit penghisap darah, beberapa spesies nyamuk baik jantan dan betina hanya menghisap sari gula dan cairan bernutrisi dari tumbuhan sebagai sumber energi dan nutrisi untuk telur. Dari semua spesies nyamuk, hanya nyamuk betina saja yang menghisap darah. Beberapa jenis nyamuk yang dikenal luas di antaranya:
  1. Aedes, (bahasa Yunani: tidak menyenangkan) yang hidup di daerah tropis dan subtropis. Nyamuk jenis ini sangat aktif dan sebagian besar hanya menyerang pada siang hari. Mudah dikenali dari bagian tubuh dan kakinya yang berwarna belang (hitam putih). Aedes merupakan vektor virus yang menyebabkan penyakit seperti: demam berdarah dengue, demam kuning, chikungunya dan kaki gajah (yang disebabkan oleh sejenis cacing).
  2. Anopheles, (bahasa Yunani: tidak berguna). Ada 406 spesies nyamuk jenis ini. Dua di antaranya dikenal sebagai vektor penyakit malaria yakni anopheles gambiae (di daerah Afrika) dan anopheles stephensis (di India).
  3. Culex, juga dikenal sebagai nyamuk tropis pembawa cacing dan virus malaria pada manusia (west nile virus, filaris atau penyakit kaki gajah) dan burung (avian malaria).
  4. Culiseta, habitat jenis ini tersebar di seluruh dunia namun dominan hidup di daerah selatan California dan diketahui tidak ditemukan di Amerika Selatan. Nyamuk culiseta lebih suka menggigit hewan seperti mamalia, reptil, burung dan hewan peliharaan dan jarang menggigit manusia. Culiseta juga diketahui bukan nyamuk pembawa bibit penyakit tertentu.
  5. Haemogugus, banyak ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan, terutama Brazil dan Argentina. Juga dikenal sebagai nyamuk hutan pembawa virus demam kuning. Virus tersebut kemungkinan ditularkan oleh monyet yang hidupnya bersinggungan dengan habitat nyamuk jenis ini.
  6. Mansonia, dikenal setelah kemunculan demam 'Rift Valley' di Kenya sekitar awal tahun 1900 yang terjadi pada hewan-hewan peternakan (livestock). Diduga nyamuk ini membawa sejenis virus yang menyebabkan penderita demam, nyeri otot, dan pusing selama lebih dari seminggu. Dalam kasus yang parah, virus ini akan bisa menyebabkan kematian setelah penderitanya mengalami gangguan hati dan pendarahan. Penyakit ini diketahui tidak menular antarmanusia. Penularan hanya terjadi karena disebarkan oleh gigitan nyamuk.
  7. Psorophora, hanya terdapat di Amerika Utara (termasuk AS) dan Selatan. Nyamuk psorophora sangat agresif menyerang tidak hanya manusia dan hewan tetapi juga diketahui seringkali memangsa larva spesies nyamuk tertentu dan kecebong. 
  8. Toxorhynchites, yang tidak termasuk penghisap darah dan tidak berbahaya bagi manusia. Makanan nyamuk ini adalah karbohidrat yang berasal dari sari madu, dan cairan nutrisi tumbuhan. Ketika masih berbentuk larva, toxorhynchites memangsa larva spesies nyamuk lain untuk memperoleh protein dan lemak yang ia dibutuhkan kelak saat menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk jenis ini juga merupakan predator bagi nyamuk Aedes yang berbahaya.
Selain sebagai sumber energi (gula darah), nyamuk betina menghisap darah korban (manusia atau hewan) terutama guna proses reproduksi. Kandungan lipid (sejenis lemak yang mengandung vitamin A,D,E, & K) dan protein dalam darah korban digunakan oleh nyamuk betina untuk menghasilkan telur.
Nyamuk Aedes Aegypti

Seperti layaknya serangga, nyamuk adalah hewan yang mengalami metamorfosis mulai dari telur, pecah menjadi larva, kemudian pulpa dan setelah itu baru menjadi nyamuk dewasa. Larva nyamuk hidup sepanjang waktu di dalam air. Oleh karena itu nyamuk betina meletakkan telur-telurnya di tempat-tempat berair seperti rawa-rawa, kubangan, kolam, bak mandi, serta barang-barang bekas dan bagian dari tumbuhan yang dapat menampung air. Sekali bertelur, nyamuk betina bisa menghasilkan 100 hingga 200 butir telur. Di daerah beriklim tropis telur-telur akan menetas dalam waktu dua atau tiga hari. Dalam kondisi lingkungan yang mendukung, masa metamorfosis dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa rata-rata 14 hari.

Selain melalui penglihatannya, nyamuk menemukan mangsa dengan cara mendeteksi panas dan mengendus karakteristik kimia dari bau badan dan darah korban yakni adanya CO2 dan sejenis senyawa 1-octen-3-ol (alkohol jamur) yang tedapat dalam napas dan keringat manusia. Oleh karena itu nyamuk akan lebih mudah menghampiri orang-orang yang bernafas berat, berkeringat dan yang kulitnya mengandung lebih banyak bakteri. Nyamuk anopheles diketahui sangat tertarik pada bau darah karena mengandung zat sulcatone (C8H14O). Pada antenannya, nyamuk memiliki reseptor yang mampu mendeteksi 72 jenis bau berbeda, 27 darinya berfungsi untuk mendeteksi kimiawi dari pernapasan korban.

Kebanyakan nyamuk adalah binatang malam yang mulai beterbangan menjelang malam hingga fajar. Di siang hari mereka akan beristirahat dan hanya akan menggigit jika diganggu. Namun spesies yang agresif ada pula yang menyerang pada siang hari. Saat akan dan selama menghisap darah korban, nyamuk mensekresi air liur untuk mencegah penggumpalan darah yang akan menyumbat jarum penghisapnya (proboscis). Melalui injeksi air liur inilah virus atau bibit penyakit lain yang mungkin sudah ada dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam tubuh korban. Rasa gatal dan bentol pada kulit setelah gigitan juga disebabkan oleh air liur ini saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sisa protein air liur nyamuk dengan mengeluarkan zat histamin.

Nyamuk jantan rata-rata hanya hidup lima hari sampai satu minggu sedangkan nyamuk betina mampu hidup lebih lama yakni mencapai lebih dari satu bulan. Di daerah yang beriklim dingin atau kesulitan air, nyamuk beradaptasi dengan cara menunda perkembangan metamorfosis selama berbulan-bulan hingga lingkungannya menghangat kembali atau terdapat lagi cukup air. Larva nyamuk jenis wyeomyia mampu bertahan membeku dalam bongkah es selama musim dingin dan akan lanjut bermetamorfosis di saat musim semi tiba. Telur nyamuk Aedes juga diketahui mampu bertahan dalam kekeringan dan jika tidak diganggu akan menetas pada saat tempat telurnya diletakan digenangi air.


-0-


reading source: 

gambar-gambar diambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Mosquito

  

No comments:

Post a Comment