Monday 3 August 2015

Kenapa Marah

Di dalam mobilnya, temanku mengeluh.

-(t) "Ampuun deh macetnya, Dim. Gak libur gak kerja, sama."
-(d) "Ya. Macet. Tenang aja, gak parah kog kayaknya."

Dia mulai mainin klakson.
-(t) "Heeh, bosen ya kalo tiap hari gini."
-(d) "Hmm, iya siapapun. Gak lagi kejar waktu jg kan".

Berusaha menenangkan. Sebagai penumpang yang baik.
-(d) "Kalo lu kena macet, jangan marah-marah".
-(t) "Ah lu, selalu. Ngomong gampang!"
-(d) "Bukan itu. Lu tau sebabnya jalan bisa macet di Jakarta?"
-(t) "Udah kebanyakan orang punya kendaraan sih!"
-(d) "Siapa orangnya?"
-(t) "Ya..., banyak. Gue juga."
-(d) "Ya udah. Kenapa marah?"

Akhirnya dia ganti topik bicara.
Sebetulnya barusan bukan macet jalanan 
yang membuatku kesal.



Cinere
21.09.09

No comments:

Post a Comment