Monday 3 August 2015

Paradoks

Hari itu di kantor aku nonton berita sambil makan siang.
Seorang ibu (abg) ditangkap polisi.
Ia membuang bayinya yang baru lahir di sungai.
Di bawah sofa ternyata si miaw, kucing liar,
sedang rebahan sembari susui anak-anaknya yang baru lahir.

Berita selanjutnya...
PHK pekerja pabrik-pabrik di seputar Jakarta.
Demo panas hari dan panas hati.
Lalu seorang "WNI??" lainnya diwawancarai
kapan ia akan menjual Dollar miliknya.
Dijawabnya dengan senyum...
"Kalau kira-kira dollar akan naik sedikit lagi".

Dulu...
Seorang teman yang sedang skripsi di Jakarta
pernah ikut berdemo anti Amerika.
Didramatisir dengan memboikot satu outlet KFC.
Lalu usai pelampiasan emosi itu...
Ia pulang ke kostnya selesaikan ketikan bab 2
pake Microsoft Word Versi XP.
(Sejak kapan moyangnya Bill Gates turunan Jawa?)

Di jalanan ada pekerja keras banting tulang
cari uang...
Ada orang berseragam coklat palak sana palak sini.
Polisikah?
Ada anak-anak kecil ngamen di metro mini
ucapkan terima kasih.
Ada juga anak-anak kecil berlarian di mal
tak bilang apa-apa saat menabrakku.

Televisi dan dunia REAL.
Ada "Ketik REGnya Deddy Corbuzier"
(siapa suruh repot-repot sampai menyiksa pikiran segala)
Ada tukang sulap pasar malam yang memang apa adanya.
Ada Mama Lorenz meramal hidup pasca kini
Bersedia membaca takdir jutaan pengguna ponsel....
Ada Kitab Wahyu yang visioner tapi mengerikan.
Ada Mario Teguh dengan audiens berdasi dan terpelajar
Menggeneralisasi tanpa sedikitpun ada yang mendebat
Ada para Nabi zaman dulu berbicara pada rakyat biasa
Lalu ditentang keras seketika itu juga.

Dan...
Banyak orang tak punya rumah minta-minta 
Di rumah ibadah yang dibangun dengan megah
Kenapa?
Satu hari terjadi tsunami dan Situ Gintung jebol
Rumah-rumah berantakan rata dengan tanah
tapi rumah ibadah tetap berdiri.
Tiba-tiba orang takjub, merasa diberi pertanda.
Tuhan penuh kuasa.
Padahal mungkin itu karena 
orang-orang membangun rumah ibadah
jauh lebih kokoh daripada rumah-rumah mereka 
sendiri. Mungkin.
Takut kualat atau karena tak punya uang cukup.

Benarkah itu? Tuhan begitu angkuh dan egois.
Hanya menyelamatkan rumahNya sendiri.?

.........
Dan sepertinya banyak orang lebih suka demo
lebih suka panas-panasan di jalan
yang melelahkan, merentankan kondisi emosi,
demi menuntut perubahan...
lebih memilih menciderai sesamanya sendiri
daripada kebenaran imannya diusik...

Ketika orang-orang asyik berdemo satu hari 
di medan merdeka
Gelandangan di dekat shelter busway Harmoni
sibuk mengais-ngais nasi kotak basi bekas
entah dipungutnya dari mana...
Siapa peduli.

Akupun rasanya jadi sebuah paradoks
terlebih karena tak ada yang bisa aku perbuat
untuk hal ini.

Dunia ini aneh.


Cinere
19.07.09

No comments:

Post a Comment